PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Mei 1, 2008 pukul 3:02 pm | Ditulis dalam Artikel | Tinggalkan komentar

Oleh: Rusana, S.Kep., Ns

e-mail: anarofiq@yahoo.co.id

A. NEONATUS

Usia neonatus yaitu usia 0-28 hari. Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah serta mulai berfungsinya organ-organ. Menurut Depkes (2006) masa neonatal dibagi menjadi dua periode yaitu:

1. Masa neonatal dini (0-7 hari)

2. Masa neonatal lanjut (8-28 hari)

Rata-rata berat badan lahir 3000-4000 gram. Bayi cukup bulan lahir dengan kelebihan cairan, mereka akan kehilangan berat 5-10% dari berat lahir dan akan kembali ke berat lahir semula dalam beberapa hari. Hal ini terjadi terutama jika neonatus hanya mendapat Air Susu Ibu (ASI), karena di dalam tubuh neonatus masih terdapat kelebihan cairan yang harus dibuang dalam waktu beberapa hari sementara produk ASI belum memadai. Berat Badan neonatus akan kembali menginjak hari ke-10 atau selambatnya hari ke-14.

Adaptasi Fisiologis Neonatus

a. Sistem Respirasi, Jantung dan sirkulasi (peredaran darah)

Penyesuaian segera: stimuli chemical (pHmenurun, pCO2 meningkat ­, pO2 meningkat ­). Masuknya udara sambil keluarnya cairan saat proses kelahiran. Pada Cesarean Birth: need additional respiratory support. Tegangan permukaan dipertahankan oleh surfaktan.

Kondisi jantung bayi saat masih dalam kandungan berbeda dengan saat lahir. Ketika masih dalam kandungan, jantung bayi belum sepenuhnya berfungsi secara normal. Peredaran darah dari jantung kiri bisa langsung melewati jantung kanan. Begitu juga sebaliknya. Tidak ada sekat yang memisahkannya. Akibatnya, darah bersih dapat bercampur dengan darah kotor. Namun secara medis, kondisi ini tak jadi masalah, karena kala dalam kandungan, janin menerima pasokan darah dan oksigen dari sang ibu lewat plasenta. Barulah setelah beberapa jam bayi dilahirkan, saluran tersebut secara otomatis langsung menutup. “Lamanya, kurang lebih 4-8 jam.”

Saat lahir, paru-paru bayi juga mulai berfungsi, sehingga menimbulkan tekanan udara yang kuat di sekitarnya. Tekanan tersebut mengakibatkan saluran yang menghubungkan ventrikel kiri dan kanan jantung menutup.”

Namun, jika saluran peredaran darah tersebut tidak menutup lebih dari 24 jam, maka orang tua harus mewaspadainya karena hal itu menandakan jantung si bayi mengalami kebocoran. Kelainan ini disebabkan posisi sekat pemisah ventrikel atau atrium jantung kiri dan kanan belum atau tidak tertutup sempurna. Akibatnya, jantung tidak berfungsi dengan baik. Padahal, jantunglah yang memompa darah ke seluruh tubuh.

Dari ventrikel kiri jantung, darah bersih berwarna merah segar yang mengandung 96% zat asam dialirkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah nadi. Saat kembali ke ventrikel kanan, darah tidak lagi bersih dan warnanya berubah menjadi lebih tua. Pada saat itu kadar zat asamnya tinggal sekitar 60%. Selanjutnya, darah kotor ini dipompa dari ventrikel kanan ke paru-paru untuk mengambil zat asam sehingga menjadi bersih kembali. Begitulah aliran darah pada tubuh berlangsung tanpa henti sepanjang hidup kita.

Kondisi yang mempengaruhi penutupan duktus adalah:

1) ­meningkatnya konsentrasi O2 dalam darah

2) menurunnya prostaglandin

3) asidosis

b. Fontanel

Fontanela merupakan bagian kecil dari kepala bayi. Bentuknya sangat lunak dan dilapisi membran (selaput tipis jaringan) yang cukup kuat.

Kepala bayi dibentuk oleh beberapa lempeng tulang, yaitu 1 buah tulang di bagian belakang (tulang oksipital), 2 buah tulang di kanan dan kiri (tulang parietal), dan 2 buah tulang di depan (tulang frontal). Di antara tulang-tulang yang belum bersambung itu terdapat celah yang disebut sutura. Sutura-sutura ini ada yang membujur dan ada pula yang melintang. Nah, titik silang celah-celah itulah yang membentuk ubun-ubun depan (besar) dan ubun-ubun belakang (kecil).

Ubun-ubun dan sutura-sutura ini normalnya menutup antara usia 6-20 bulan. Hingga usia beberapa bulan setelah dilahirkan, tulang-tulang kepala bayi belum menyambung satu sama lain. Namun, letaknya telah tersusun berdampingan secara rapi. Ubun-ubun yang tak segera menutup inilah yang kerap mengkhawatirkan para orang tua. Padahal, dengan begitu otak bayi justru bisa berkembang normal.

c. Sistem hemopoetik

Tergantung transfer darah dari plasenta. Volume darah pada full-term adalah 80-85 ml/ Kg BB atau + 300 ml.

Bilirubin alias pecahan hemoglobin ini bermacam-macam sifatnya, ada yang indirect, direct, dan bebas. Bilirubin indirect atau belum diolah adalah bilirubin yang terikat albumin sebagai zat pengangkutnya. Ia akan dibawa ke hati untuk diproses menjadi bilirubin direct. Bilirubin direct ini lalu disimpan di kantong empedu. Namun demikian, kadang tidak semua hasil pemecahan hemoglobin bisa diikat oleh albumin dan dibawa ke hati. Bagian yang tidak terangkut inilah yang disebut bilirubin bebas.

Bilirubin bebas bisa menyebar ke mana-mana ke seluruh tubuh. Jenis inilah yang dapat menimbulkan bahaya, terutama kalau sampai masuk ke otak, karena tak bisa dilepas lagi. Akibatnya, akan muncul gangguan yang disebut kern ikterus atau timbunan bilirubin di dasar otak.

Jika bayi sampai kuning, kita tidak perlu keburu khawatir. Kasus ini sebenarnya terbagi atas kuning faali (fisiologis) dan kuning patologis (penyakit). Umumnya terjadi di hari kedua atau ketiga setelah kelahiran hingga 7 atau 14 hari. Walaupun bersifat fisiologis namun keberadaannya tetap perlu diwaspadai karena mungkin saja dilatarbelakangi masalah patologis.

Bayi yang minum ASI dapat juga terlihat kuning pada minggu pertama dan kedua, yang nantinya berangsur-angsur hilang sendiri. Di dalam ASI memang ada komponen yang mempengaruhi timbulnya kuning pada bayi. Jadi, kuning ini hanyalah gejala biasa.

d. Sistem gastrointestinal

Kemampuan mencerna, absorbsi dan metabolisme menjadikan makanan adekuat tapi limited pada neonatus. Peran enzim akan mengkatalis protein dan karbohidrat sederhana. Defisiensi lipase pancreas akan mengakibatkan berkurangnya absorbsi lemak.

Bayi baru lahir umumnya sudah bisa Buang Air Besar (BAB) dalam waktu 24 jam setelah persalinan. Feses di hari pertama dan kedua disebut mekonium yang berwarna gelap atau hitam. Tak heran bila ada yang menyebutnya tahi gagak. Pada hari ketiga, feses atau tinjanya mungkin sudah bercampur dengan susu atau kotoran peralihan (campuran tahi gagak dan susu). Perlu diketahui, bayi yang diberi ASI, biasanya pada hari-hari pertama atau minggu-minggu pertama akan lebih sering buang air besar, bisa sampai 6 kali lebih. Lambung neonatus volumenya adalah + 90 ml. Mekonium mungkin terlambat pada neonatus dengan Berat Badan Lahir Randah (BBLR).

PERKEMBANGAN menurut DENVER II (DDST II)

April 2, 2008 pukul 7:03 am | Ditulis dalam Artikel | 1 Komentar

By. Rusana, S.Kep., Ns


Pengertian

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1997).

Perkembangan Menurut Denver II

Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.

a. Aspek Perkembangan yang dinilai

Terdiri dari 125 tugas perkembangan.

Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas

Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:

1) Personal Social (perilaku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

2) Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

3) Language (bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan

4) Gross motor (gerakan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

b. Alat yang digunakan

Ø Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa).

Ø Lembar formulir DDST II

Ø Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya.

c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, Klik disini untuk selengkapnya

SIMPLE SECRETS OF HAPPY PEOPLE

Januari 28, 2008 pukul 1:58 pm | Ditulis dalam Artikel | 3 Komentar

By: Dwi Maryanti

Pernah dengar lagu ini ?
Bila hati gelisah tak tenang tak tentram
Bila hatimu goyah terluka merana
Jauhkah hati ini dari Tuhan dari Alloh
Hilangkah dalam hatiku dzikirku imanku….
Ini lagunya Opick di Album Istighfar. Anda juga sedang gelisah, tidak bahagia, merasa sedih? Ini saatnya berbagi rahasia

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
Entries dan komentar feeds.